Jumat, 31 Oktober 2008

Klasifikasi Tanah

KLASIFIKASI TANAH

Dalam Geografi aspek terpenting yang menyangkut ilmu pengetahuan tanah ialah tentang Klasifikasinya. Para ahli menetapkan bahwa kategori teratas dan terluas dari sifat penyebaran tanah dipermukaan bumi adalah tentang golongan (Order) Dan kumpulan (sub order) tanah. Kubiena (1948) pernah mengatakan; “tunjukkan sistem klasifikasimu, agar saya dapat menujukkan sejauh mana kamu mendalami masalah-masalah penelitianmu.” Ahli fisika Ampere pernah menyatakan; “klasifikasi yang baik dan ilmiah baru dapat dibuat bila orang mengetahui segala sesuatunya tentang benda yang diklasifikasikan.”

Tujuan klasifikasi tanah adalah:

1. Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita tentang tanah.

2. Untuk mengetahui hubungan masing-masing individu tanah satu sama lain.

3. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah.

4. Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan yang lebih praktis seperti dalam hal

- Menaksir sifat-sifatnya

- Menentukan lahan-lahan terbaik (prime land)

- Menaksir produktivitasnya

- Menetukan areal-areal untuk penelitian, atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di suatu tempat

5. Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru

Beberapa Definisi

Ø Kelas: kelompok individu dengan sifat-sifat tertentu yang sama

Ø Takson (Taksa): suatu kelas pada tingkat taksonomk (pengelompokan tertentu. Atau kelas pada kategori tertentu.

Ø Kategori: Tingkatan klasifikasi di mana maing-masing taksa dibedakan berdasar atas sifat-sifat tertentu, sesuai dengan tingkat klasifikasi tersebut. Merupakan suatu susunan taksa berdasar perbedaan sifat pada masing-masing tingkat klasifikasi, dan terdiri dari semua kelas (kategori merupakan kumpulan dari kelas).

Ø Sifat-sifat Pembeda: Sifat-sifat tanah yang digunakan sebagai pembeda dalam klasifikasi tanah untuk untuk mengelompokkan individu-individu tanah.

Ø Sifat Kategori Multipel: Sistem banyak kategori yang disusun secara hierarkis. Kategori tertinggi mempunyai kelas-kelas yang lebih sedikit dan dibedakan atas dasar sifat-sifat yang lebih umum dan lebih sedikit jumlahnya. Kategori rendah seperti seri tanah terdiri dari lebih banyak kelas yang masing-masing dibedakan atas dasar sifat-sifat yang lebih specific dan lebih banyak jumlahnya.

Ø Menurut Lembaga Penelitian Tanah (Bogor) yang dimaksudkan dengan klasifikasi tanah, ialah satuan tanah (Soil Unit)

Klasifikasi tanah menurut jenis,system 1949

Menurut system klasifikasi tanah tahun 1949, tanah diklasifikasikan menurut GOLONGAN (ORDER), KUMPULAN (SUB-ORDER), dan JENIS TANAH (GREAT SOIL GROUP).

GOLONGAN (ORDER)

KUMPULAN (SUB-ORDER)

JENIS (GREAT SOIL-GROUP)

1. TANAH ZONAL

1. Tanah zone dingin

2. Tanah berwarna terang pada pada region kering

3. Tanah berwarna gelap pada semi-kering subhumid dan padang rumput humid (basah)

4. Tanah peralihan padang rumput- hutan

5. Tanah Podzol Berwarna berwarna terang pada region berhutan kayu

6. Tanah Laterik pada region hutan suhu panas dan region tropika

-Tanah tundra

-Tanah Gurun

-Tanah gurun merah

-Siorozem

-Tanah coklat

-Tanah coklat kemerahan

-Tanah chesnut

-Tanah Chesnut kemerahan

-Tanah chernozem

-Tanah prairi

-Tanah prairi kemerahan

-Chernozem Terurai

Tanah Shantung

-Tanah podzol

-Tanah podzol kelabu

-Tanah Podzol coklat

-Tanah Podzol Coklat-kelabu

-Tanah Podzol Kuning-merah

-Tanah Laterik Coklat-Kemerahan

-Tanah Laterik Coklat-Kekuningan

-Tanah Laterik

2. TANAH INTRA ZONAL

1. Tanah Halomorfik pada region kering drainase tak sempurna daan endapan litoral.

2. Tanah Hodromorpik pada daerah berpaya-paya, berawa dan Datar.

3. Tanah Calcimorfik

-Tanah Salonchak (Tanah Salin/garam)

-Tanah Solonet

-Tanah solot

-Tanah Glei Humus

-Tanah Rumput Alpina

-Tanah Gambut

-Tanah setengah gambut

-Tanah Gllei humus rendah

-Planosol

-Tanah podzol air tanah

-Tanah Latertik air tanah

-Tanah hutan coklat

-Tanah Renzina

3. TANAH AZONAL

-Lithosol

-regosol

GOLONGAN TANAH

Golongan Tanah Zonal

Mempunyai perkembangan penampang profil yang jelas, hal ini menunjukan adanya faktor genesis yang dominan, terutama sebagai gambaran adanya faktor iklim dan vegatasi. Secara topograpi, tanah zonal tersebar didataran tinggi yang berdrainase baik yang berkembang dari bahan induk yang mempunyaai struktur dan susunan kimia yang tidak ektrim.

Golongan Tanah Intrazonal

Mempunyai ciri perkembangan penampang yang dimulai dengan baik yang dipengaruhi oleh factor-faktor fisiograpik local seperti bahan induk , topografi, drainase, iklim dan nabati .

Golongan Tanah Azonal

Mempunyai perkembangn penampang. Contoh penampang AC termasuk kedalam golongan tanah Azonal, Ciri khas golongan tanah azonal adalah

1. Belum memperlihatkan pelapukan secara mendalam atau masih utuh,

2. Menunjukan adanya erosi dan deposisi (Pelapukan yang cepat)

3. Menunjukan gejala proses yang singkat dan belum relative lama.

PERKEMBANGAN SISTEM KLASIFIKASI TANAH DI DUNIA

o Periode klasifikasi teknis

1. Kategori tinggi: Tanah liat,tanah lempung, tanah pasir berlempung dan sebagainya.

2. Kategori rendah: misalnya untuk tanah liat

· Tanah gadum liat berat hitam

· Tanah gadum kuat (strong)

· Tanah gandum lemah (week)

· Tanah gadum tipis

Fallou (1862): Membuat klasifikasi tanah berdasar bahwa induk

· Kelas 1 Tanah Residual

- Tanah batu kapur

- Tanah batu feldspar

- Tanah batu liat

- Tanah batu berkuarsa

· Kelas 2 Tanah Aluvial

- Tanah kerikil

- Tanah marl

- Tanah lempung

- Tanah moor (gambut)

o Periode ditemukannya Pedologi

Penemuan pedologi ini terjadi di Rusia oleh Dekuchaev yang memperkenalkan konsep tanah sebagai benda alam bebas (soil as an independent natural body). Hal ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya Rusian Chernozem (Dekuchaev 1883) yang mengemukakan “tanah sebagai benda alam yang terbentuk oleh sejumlah faktor pemuk tanah yang menghasilkan lapisan-lapisan tanah genesis (horison tanah) pada bahan induk.

o Peride Amerika Awal

Hilgrad (1833-1906) adalah perintis klasifikasi dan pemetaan tanah di Amerika, serta orang pertama yang mempelajari tanah sebagai benda alami dan vegetasi serta iklim sebagai faktor pembentuk tanah.

Whitney mengembangkan sistem klasifikasi tanah Amerika yang pertama yang berhubungan dengan survai tanah dan digunakan sebagai dasar untuk pemetaan tanah. Survei tanah di Amerika dimulai tahun 1899 sedang system klasifikasi Whitney terbit tahun 1909.

Klasifikasi Whitney:

· Kategori tertinggi: Soil province = tanah-tanah yang terdapat dalam satu satuan fiografis yang sama misalnya tanah dataran pantai.

· Kategori 2: Seri = tanah dalam satu province yang berasal dari bahan induk yang sama.

· Kategori terendah: Tipe = tanah-tanah dalam satu seri tetapi berbeda teksturnya.

o Periode Amerika Pertengahan

Marbut pendiri pedologi Amerika memperkenalkan konsep-konsep Dokuchaev dan muridnya (Glinka dan Sibertsev) ke Amerika. Beberapa kontribusi dari Marbut adalah:

1. Profil sebagai dasar untuk mempelajari tanah.

2. Yang pertama-tama mengemukakan sistem multikategori untuk taksonomi tanah dalam “Atlas of American Agriculture, Marbut, 1935’.

3. Mengemukakan definisi tentang seri tanah yamg masih di pakai sampai sekarang.

4. Sistem klasifikasi Marbut mengenal 6 kategori.pada kategori 6 tanah dibedakan menjadi dua yaitu Pedalfers dan Pedocals. Pedalfers terdiri dari tanah-tanah yang kaya akan Al dan Fe, sedang Pedocals adalah tanah-tanah yang kaya akan kalsium.

5. Kategori 1 adalah tipe tanah, sedang kategori 2 adalah seri tanah.

Baldwin, Kellog dan Thorp (1938) dalam Yearbook of Agriculture merevisi system Marbut sebagai berikut:

· Memperbaiki sistem Marbut dengan kembali ke konsep Zonalitas.

· Dalam kategori tertinggi (ordo) tanah dibedakan menjadi tanah-tanah zonal, interzonal, dan azonal. Tanah zonal adalah tanah yang sifat-sifatnya sangat dipengaruh oleh iklim. Tanah interzonal adalah tanah yang sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor setempat misalnya keadaan drainase yang buruk. Tanah azonal adalah tanah perkembangan horison.

· Perhatian ditekankan pada tanah sebagai benda tiga dimensi.

Kelemahan klasifikasi tanah Baldwin et,al (1938) adalah:

· Dua kategori yang tertinggi (ordo dan subordo), masih didasarkan pada sifat genetik bukan sifat tanah.

· Definisi-definisinya adalah komparatif dan kualitatif tidak kuantitatif)

· Tata namanya tidak teratur, terutama untuk great group yang namanya diambil dari bayak sumber.

· Factor pembeda terlalu banyak ditekankan pada warna tanah yang kadang-kadang tidak dapat digunakan sebagai petunjuk sifat tanah lain.

· Family tanah tidak jelas didefinisikan sebagai suatu kategori.

o Periode Kuantitatif Modern

Trorp dan Smith (1949) dan Riecken dan Smith (1949) merevisi konsep Baldwin et al (1938) yang merupakan tanda-tanda mulainya periode Klasifikasi Tanah Modern. Secara resmi periode ini dimulai tahun 1951 di mana di Amerika dipuskan untuk membuat Sistem Klasifikasi Tanah Baru, terutama di atas kategori seri tanah. Pengembangan Sistem klasifikasi tanah baru ini dilakukan dengan serangkaian pendekatan yang diedarkan ke berbagai negara.

PERKEMBANGAN SITEM KLASIFIKASI TANAH DI INDONESIA

Kegiatan penelitian di Indonesia mulai meningkat semenjak berdirinya Pusat Penelitian Tanah pada tahun 1905. System Klasifikasi tanah yang digunakan oleh Mohr (1910) berdasar atas prinsip genesis, dan tanah-tanah diberi nama atas dasar warna. Pada tahun 1916 Mohr mengemukakan klasifikasi tanah didasarkan atas bahan induk dan tipe pelapukan. Tata nama yang digunakan masih menggunakan warna sebagai dasar. Arrhenius (1928) membuat klasifikasi tanah-tanah tebu berdasar atas asas single value, yaitu berdasarkan atas satu sifat tanah.

Tollenaar (1932) mengklasifikasikan tanah-tanah tembakau di Jawa Tengah bedasarkan atas kombinasi prinsip genesis dan single value.

Druif (1336) menggunakan klasifikasi tanah untuk tanah-tanah di Sumatera Utara berdasarkan atas sifat-sifat petograf dan mineralogi.

Uraian di atas menujukkan bahwa klasifikasi tanah pada saat itu adalah sangat teknikal yaitu disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.

Menurut Supraptohardjo (1961), sebelum tahun 1950 sistem klasifikasi tanah dengan multiple category belum dikembangkan di Indonesia. Walaupun demikian, pada masa itu telah dikenal pula dua kategori dalam klasifikasi tanah Indonesia yaitu bodemtype dan grondsoort.

Bodemtype ditentukan oleh bahan induk, pelapukan, dan keadaan bahan organik atau air. Sedangkan Grondsoort adalah pembedaan bodemtype lebih lanjut atas dasar warna, umur dan petrografi.

Peta Konsep Klasifikasi Tanah

Power Point Klasifikasi Tanah











Media Foto

jawaban UTS media pembelajaran

JAWABAN UTS KODE 007

1. Memilih media salah satunya harus fleksibeldan ekonomis. Mengapa ?

· Karena Ekonomis. Dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah, bisa saja pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah.

· Bersifat fleksibel. Artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, dan keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri.

· Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi dan banyak memakan waktu.

2. Jelaskan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran dapat memberi motivasi belajar siswa?

Proses kegiatan akan terjadi jika siswa dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajari sehingga media penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar. Menurut Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai siswa melalui semua indera, terutama indera pandang-dengar.

Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman” ( The Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa.

3. Jelaskan faktor efektivitas sebuah komunukasi ?

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain yang berupa gagasan, opini,informasi, dan lain-lain yang muncul sehingga dalam proses pembelajaran, salah satu bentuk komunikasinya adalah guru sebagai komunikator kepada siswanya.

Menurut A.S Achmad (1992:2) bahwa kegiatan pembelajaran adalah salah satu bentuk proses komunikasi sebagai mata rantai hubungan antara sesama manusia, ia meliputi segala apa yang dilakukan misalnya pendidikan dan pembelajaran khususnya komunikasi antara guru dan murid.

secara umum suatu komunikasi dapat dikategorikan berlangsung dengan efektif bila ide atau informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan (komunikator), dipahami oleh penerima pesan (komunikan) sesuai dengan pemahaman pemberi pesan, ide atau informasi yang disampaikan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fisher (1998:11) yang mengatakan bahwa komunikasi dapat dipandang baik atau efektif sejauh ide, informasi, dan sebagaimana dimiliki bersama oleh, atau mempunyai kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat dalam perilaku komunikasi tadi. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.”

efektivitas komunikasi dalam proses pembelajarn perlu dipahami dan ditindak lanjuti ke arah hubungan interpersonal, supaya tidak terjadi kesalahan penerimaan dan penyampaian pesan. Dalam efektivitas komunikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif dan kesamaan.

4. Jelaskan penggunaan media yang tidak terprogram !

Penggunaan media tidak terprogram dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan media massa yang ada dimasyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah. Pembuat media mendistribusikan program media tersebut di masyarakat, baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakai media dalam menggunakannya menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya mereka menggunakannya secara perorangan. Dalam menggunakan media ini mereka tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian. Sehingga penggunaan media didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa disuruh oleh pihak sekolah, medianya pun dapat diperoleh dimana saja, misalnya di toko buku, supermarket, pameran pendidikan, dan lain-lain.

5. Apakah yang dimaksud dengan e-learning ?

E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet. Melalui komputer, siswa dapat belajar secara individual baik secara terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat mengkases berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan fasilitas di internet seperti mesin pencari data (search enggine). Secara bebas siswa dapat mencari bahan dan informasi sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi dari siapapun. Sebagian besar komputer juga sering dimanfaatkan untuk hiburan seperti bermain games, namun demikian hal tersebut tidak dapat di hindari sebab penggunaan media elektronik terutama internet bebas digunakan.

Internet juga dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-learning. Pada program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs/web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui e-lerning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana progresnya, bagaimana kemajuann belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain-lain. Di Indonesia pada umumnya masih bersifat blended e-lerning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan kontrol guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti PBM konvensional.

6. Apa saja jenis media yang dapat digunakan secara perorangan ?

Media dapat digunakan oleh seseorang sendirian saja atau istilahnya individual learning, banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas (manual book) sehingga orang dapat menggunakannya secara mendiri. Artinya orang itu tidak bertanya kepada orang lain tentang bagaimana cara menggunakannya, alat apa yang diperlukan, dan bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Buku petunjuk itu biasanya mengandung keterangan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya, komponen-komponen media itu, alat yang diperlukan untuk menggunakannya dan alat evaluasi yang biasanya terdiri dari soal tes. Bila dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan media secara perorangan sebaiknya measing-masing menempati tempat khusus (karel) sehingga tidak saling menganggu. Karel ialah meja belajar yang disekat-sekat menjadi bangian kecil yang hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media seperti tape recorder, proyektor film bingkai, earphone, layar kecil dan sebagainya.

7. Apakah media pembelajaran yang telah diterapkan perlu di evaluasi? mengapa ?

Ya media perlu dievaluasi karena untuk mengetahui Apakah media pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan efektif, dan apakah informasi materi yang disampaikan melalui media dapat dipahami oleh siswa, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, dengan demikian evalausi media pembelajaran ini dapat mengetahui signifikasi media yang digunakan terhadap hasil belajar siswa.

Secara klasik tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai informator,mediator dan motivator sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan .

8. Apa tujuan dari evaluasi media pembelajaran ?

Tujuan evaluasi media pembelajaran:

· Memilih media pendidikan yang akan digunakan oleh kelas

· Melihat prosedur atau mekanisasi penggunaan suatu alat

· Menilai kemampuan guru menggunakan media pendidikan

· Memberiakn informasi untuk kepentingan administrasi

· Untuk memperbaiki alat media it u sendiri